Rabu, 16 Maret 2011
How do I add Reactions to my blog?

Master advanced features - Share

Blogging from iGoogle and Gmail

Blogging from iGoogle and Gmail

Penelitian Tindakan Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata diklat Praktik Batu di SMK pada umumnya sering mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialamioleh guru biasanya muncul dalam upaya menanamkan konsep Pemasangan Batu Bata pada siswa dan memilih metode yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Kesulitan yang dialami oleh murid disebabkan oleh kurangnya contoh, konsep pemahaman yang kurang, serta kurangnya motivasi mengikuti pelajaran. Akhirnya perhatian, minat dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi rendah. Hal ini berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Penulis sebagai guru Teknik Bangunan sering menyimpulkan dengan menganggap siswa sudah jelas dan mengerti mengenai materi yang diajarkan tetapi sering tertipu dengan hasil yang dicapi siswa yang rendah.
Kesulitan penguasaan materi Memasang “Pasangan Batu Bata”, mengisyaratkan adanya suatu permasalahan yang perlu segera dicari jalan keluarnya. Sedangkan upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak terutama melalui uapaya meningkatkan kuliatas guru.
Dari beberapa penyebab timbulnya masalah tersebut yang paling mendesak untuk ditanggulangi adalah adanya kesenjangan (jarak negatif) antara guru dan siswa.
Berdasarkan masalah yang timbul tersebut kemudian diurai lebih spesifik penyebab-penyebab antra lain:
a. Tanpa sadar guru di mata siswa dianggap sesuatu yang ditakuti.
b. Anak kurang terbuka, termasuk malu untuk bertanya.
c. Guru sering menganggap anak sudah memahami materi.
d. Prose pembelajaran hanya satu arah.
e. Jarang terjadi diskusi antar siswa maupun siswa dengan guru.
f. Penguasaan metode pembelajaran yang kurang dimiliki oleh guru.
Menurut Indra Djati (2001, h.23): “…dari beberapa masalah yang berkaitan dengan pendidikan ini, yang paling menonjol dan sangat mendesak (urgent) untuk dibicarakan secara serius dan terbuka adalah masalah metode pemebelajaran …”. Sedangkan pada bagian lain dikatakan: “kita perlu mengganti mopdel belajar yang selama ini terpusat pada guru dan digunakan di banyak sekolah, dengan menggunakan model belajar yang aktif dan mandiri berdasarkan prinsip-prinsip ilmu kognitif modern.”(h.4)
Bertolak dari uraian di atas sebagai upaya untuk meningkatkan hasil prestasi peserta didik diperlukan strategi pembelajaran yang menyenangkan yaitu yang berupa “Metode Mengajar Secara Variatif di siswa Kelas 3 TKB pada SMK Negeri 5 Surakarta, Tahun pelajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Adanya nilai prestasi yang rendah pada mata diklat Praktik Batu sub kompetensi Pemasangan Pasangan Batu Bata di kelas 3 TKB jurusan Teknik Kunstruksi Bangunan pada SMK Negeri 5 Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan nilai prestasi belajar peserta didik pada pemahaman konsep Pemasangan Pasangan Batu Bata di kelas 3 TKB jurusan Teknik Kunstruksi Bangunan pada SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 melalui Metode Mengajat Secara Variatif.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: Hasil nilai prestasi belajar peserta didik dalam materi Pemasangan Pasangan Batu Bata di kelas 3 TKB jurusan Teknik Kunstruksi Bangunan pada SMK Negeri 5 Surakarta akan meningkat dengan menggunakan Metode Mengajar Secara Variatif.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat Praktis:
1) Untuk Guru
a) Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
b) Memperbaiki kinerja guru dalam pelaksanaan Proses Pembelajaran.
c) Meningkatkan gairah dalam melaksanakan Proses Pembelajaran.
d) Guru trampil menggunakan metode mengajar yang bervariatif.
2) Untuk Siswa
a) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti Proses Pembelajaran.
b) Meningkatkan rasa percaya diri.
c) Menumbuhkan sikap ilmiah
d) Menumbuhkan sikap bekerja sama dan lebih peduli dengan teman.
e) Meningkatkan prestasi belajar.
3) Untuk Sekolah
Suasana kelas lebih kondusif dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar melalui metode mengajar secara variatif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
PTK (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
PTK digambarkan sebagai suatu proses dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral tindakan (adaptasi Hopkins, 1993) sebagai berikut:
Di bawah in beberapa hal penting yang berhubungan dengan PTK.
1. PTK penting untuk guru dengan alasan berikut
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru.
c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
2. Karakteristik PTK yakni seperti di bawah ini
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.
e. Di laksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
f. Pihak yang melakukan tindakan adalh guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
3. Jenis-Jenis PTK yakni sebagai berikut
a. PTK diagnostik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam latar penelitian.
b. PTK partisipan, ialah apabila orang yang akan melakukan penelitian, harus terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.
c. PTK empiris, ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan melakukan apa yang dilaksanakan da apa yang terjadi selama aksi berlangsung.
d. PTK eksperimental, ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
4. Model-Model PTK
Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam PTK, diantaranya: model Kurt Lewin, model Kemmis and Mc. Taggart, model John Elliot, dan model Dave Ebbutt, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model Kemmis and Mc. Taggart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan adanya empat tahap yakni sebagai berikut:
a. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (perencanaan) yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tinakan tersebut dilaksanakan.
b. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c. Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
d. Tahap 4: Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
Secara keseluruhan kempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral.
Namun sebelum keempat tahapan itu berlangsung, bisanya diawali oleh suatu tahapan pra PTK, yang meliputi: identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan.
5. Sasaran atau Objek PTK ialah sebagai berikut
a. Unsur Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapngan/bengkel, tau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
b. Unsur Guru, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
c. Unsur Materi Pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
d. Unsur Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang dapat diamati guru, siswa, atau keduanya.
e. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga arah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian.
f. Unsur Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa di rumahnya.
g. Unsur Pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur, direkayasa dalam bentuk tindakan.
B. Metode Mengajar Secara Variatif
Secara umum seorang guru dapat merefleksikan gaya mengajarnya diantara tradisional dan progresif. Ciri mengajar secara tradisional adalah guru sebagai pemberi ilmu, siswa bersifat pasif, sosio emosional siswa tidak diperhatikan dan kurang mendorong kreatifitas siswa. Sedang ciri mengajar progresif adalah guru sebagai pembimbing, siswa aktif, sosio emosional siswa diperhatikan dan guru mendorong kreatifitas siswa.
Metode mengajar variatif adalah penggunaan beberapa metode yang dipakai oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil PBM yang optimum. Beberapa metode mengajar:
1. Metode diskusi
2. Metode penugasan
3. Metode tanya jawab
4. Metode simulasi
5. Metode demonstrasi
6. Metode pameran
7. Metode proyek
8. Metode widyawisata
9. Metode peran
10. Metode ceramah
11. Metode latihan
12. Metode cerita
13. Metode penugasan
14. Metode permainan
15. Metode penelitian
16. Metode pengamatan
17. Metode penelusuran web internet
18. Metode wisata
19. Metode pengkajian melalui film
20. dan lain-lain
Dalam proses belajar mengajar bisa juga menggunakan beberapa media pembelajaran sekaligus maupun bertahap.
Beberapa media pembelajaran:
1. Media OHP
2. Media film
3. Media alat peraga
4. Media word chart
5. Media computer LCD
6. Media contoh asli
7. Media modul
8. Media aplikatif
Sedang pendekatan dalam proses pembelajaran bisa menggunakan beberapa teknik pendekatan, yaitu diantaranya:
1. Pendekatan lingkungan
2. Pendekatan penemuan (inkuri)
3. Pendekatan indukti – deduktif
4. Pendekatan nilai- nilai
5. Pendekatan skill
6. dan lain-lain
Sedang gaya mengajar guru dalam proses belajar mengajar bisa menggunakan bebrapa gaya diantaranya:
1. Gaya tradisional
2. Gaya progresif
3. Gaya otoriter
4. Gaya fasilitator
5. Gaya dinamisator
6. Gaya motifator
7. Gaya ego involvement
8. Gaya task involvement
9. Gaya behavioristik
10. Gaya konstruktivistik
11. dan lain-lain
Sedang seorang guru dalam proses belajar mengajar harus menguasai beberapa hal diantaranya:
1. Menguasai bahan/materi
2. Menguasai metode mengajar
3. Menguasai gaya mengajar
4. Menguasai pendekatan mengajar
5. Menguasai media dan alat peraga
6. Menguasai pengelolaan kelas
7. menguasai program belajar mengajar
8. Menguasai landasan-landasan kependidikan
9. dan lain-lain
C. Praktik Batu
Praktik Batu adalah salah satu mata diklat pada produktif di bidang Keahlian Teknik Bangunan dengan Program Keahlian Teknik Kunstruksi Bangunan. Di dalam Praktik Batu (kompetensi F) ada sub kompetesni F1 yaitu Memasang Pasangan Batu.
Batu abta adalah batu buatan yang berasal dari tanah liat yang dalam keadaan lekat dicetak, dijemur beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibkar samapi matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dengan air. Batu bata harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Macam-macam bentuk dari tembok yang sering ditemui pada suatu banguanan adalah:
1. Memanjang
2. Menyudut
3. Pertemuan
4. Persilangan
Macam-macam siar untuk melekatkan bata adalah:
1. Siar lintang
2. Siar bujur/siar datar
3. Siar tegak, sejenis siar lintang
Macam-macam tebal tembik:
1. Temboka ½ bata mempunyai; 1 kop
2. Tembok 1 bata mempunyai tebal; 1 strek atau 2 kop
3. Tembok 11/2 bata mempunyai tebal; 1 strek +
4. Tembok 2 bata mempunyai tebal; 1 kop + 1 strek + 1 op atau 2 strek.
5. Tembok 2 bata ke atas jarang atau tidak dibuat.
Macam-macam ikatan batu bata:
1. Ikaatan ½ bata (halj steers verbend)
2. Ikatan tegak
3. Ikatan silang
4. Ikatan vlam
5. Iakatan rantai
6. Ikatan hiasan
Macam-dan bentuk batu cetak:
1. Type A
2. Tyepe B
3. Type C
4. Type D
5. Type E
6. Type F
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek, Objek, dan Jenis Penelitian
Subjek Penelitian : Siswa kelas tiga Teknik Kunstruksi Bangunan SMK N 5 Surakarta, 28 siswa, mata diklat Praktek Batu, sub kompetensi Pemsangan Batu Bata, semester 1 tahun 2006/2007.
Objek Penelitian : Metode mengajar secara variatif, dengan hasil nilai prestasi peserta didik kelas keaktifan siswa.
Jenis Penelitian : Penelitian tindakan kelas (berdasarkan sifat permasalahannya), yaitu upaya meningkaltkan hasil belajar (nilai) siswa dengan metode mengajar secara variatif.
B. Desain dan Prosedur Penelitian
1. Desain Penelitian/Kerangka Berpikir
Seperti diketahui bahwa kondisi siswa SMK jurusan teknik Kunstruksi Bangunan pada umumnya, tingkat pemahaman materi pemasangan batu bata masih rendah. Hal ini berarit perlu diupayakan pemecahannya, sehingga apa yang harapkan yaitu tingkat pemahaman materi tersebut menjadi lebih baik dan optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pembelajaran menggunakan metode mengajar variatif. Dengan metode pemebelajaran ini diharapkan tingkat pemahaman peserta didik/sisa menjadi lebih baik.
Desain penelitian/kerangka berpikir seperti gambar di bawah ini
Tahap I/Silus 1
Tahan II/Siklus 2
Tahap III/Siklus 3
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
2. Prosedur Penelitian
a. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Materi pelajran pemasangan batu bata dengan alokasi waktu Juli sampai dengan September 2006, semester 1 tahun pelajaran 2006/2007.
2. Tindakan
Peningkatan nilai dan aktivitas siswa melalui proses belajar mengajar sub kompetensi Pemasangan Batu Bata dengan menggunakan Metode Mengajar Secara Variatif, dengan tiga siklus.
3. Observasi
Dilaksanakan bersamaan proses belajar mengajar meliputi aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa.
4. Refleksi
Analisis hasil bersamaan proses belajar mengajar meliputi aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa.
C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan melalu catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus III bersama mitra kolaborasi.
Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa, sedanagkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan nilai prestasi belajar siswa.
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti,. Jenis instrumen yang dipakai yaituu bentuk soal uraian terlampir,. Lembar pengamatan aktifitas siswa terlampir.
D. Metode Analisa Data
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN/PEMENTAUAN
DAN PEMBAHASAN/REFLEKSI
A. Hasil Penelitian/Pemantauan
DAFTAR NILAI SIKLUS 1
Program Keahlian : Teknik Kunstruksi Bangunan
Kelas/SMT : 3 TKB/5
Mata Diklat : Pemasangan Batu
Kompetensi/Sub Kompetensi : Pemasangan Batu Bata
No Absen Nilai Pos Tes 1 Tindak Tuntas Ya Tuntas Aktifitas Baik Sekali Aktifitas Baik Aktifitas Cukup Ket
1 70 - V V NIHIL
2 60 V - V
3 68 - V V
4 71 - V V
5 75 - V V
6 70 - V V
7 64 V - V
8 70 - V V
9 75 - V
10 72 - V V V
11 60 V - V
12 68 - V V
13 62 V - V
14 70 - V V
15 71 - V V
16 72 - V V
17 68 - V V
18 60 V - V
19 70 - V V
20 72 - V V
21 70 - V V
22 72 - V V
23 64 V - V
24 63 V - V
25 64 V - V
26 60 V - V
27 64 V - V
28 72 V V
Pos Tes 1
JUMLAH 1897
Rata-Rata (MEAN) 67,75
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 75
Nilai batas minimum tuntas Pos Tes (65)
Jumlah siswa tuntas 18
Jumlah siswa tidak tuntas 10
Jumlah siswa izin/sakit -
Jumlah Aktifitas Baik sekali Aktifitas Baik Aktifitas cukup
2 19 7
DAFTAR NILAI SIKLUS 2
Program Keahlian : Teknik Kunstruksi Bangunan
Kelas/SMT : 3 TKB/5
Mata Diklat : Pemasangan Batu
Kompetensi/Sub Kompetensi : Pemasangan Batu Bata
No Absen Nilai Pos Tes 1 Tindak Tuntas Ya Tuntas Aktifitas Baik Sekali Aktifitas Baik Aktifitas Cukup Ket
1 72 V V NIHIL
2 63 V - V
3 70 - V V
4 75 - V V
5 77 - V V
6 75 - V V
7 66 - V V
8 72 - V V V
9 76 - V
10 74 - V V
11 63 V - V
12 70 - V V
13 64 V - V
14 74 - V V
15 73 - V V
16 75 - V V
17 69 - V V
18 64 V - V
19 74 - V V
20 75 - V V
21 73 - V V
22 75 - V V
23 66 - V V
24 64 V - V
25 65 - V V
26 63 V - V
27 66 - V V
28 75 - V V
Pos Tes 1
JUMLAH 1968
Rata-Rata (MEAN) 70,28
Nilai Terendah 63
Nilai Tertinggi 77
Nilai batas minimum tuntas Pos Tes (65)
Jumlah siswa tuntas 22
Jumlah siswa tidak tuntas 6
Jumlah siswa izin/sakit -
Jumlah Aktifitas Baik sekali Aktifitas Baik Aktifitas cukup
7 11 10
DAFTAR NILAI SIKLUS 3
Program Keahlian : Teknik Kunstruksi Bangunan
Kelas/SMT : 3 TKB/5
Mata Diklat : Pemasangan Batu
Kompetensi/Sub Kompetensi : Pemasangan Batu Bata
No Absen Nilai Pos Tes 1 Tindak Tuntas Ya Tuntas Aktifitas Baik Sekali Aktifitas Baik Aktifitas Cukup Ket
1 75 V V NIHIL
2 65 - V V
3 75 - V V
4 76 - V V
5 77 - V V
6 77 - V V
7 68 - V V
8 74 - V V
9 78 - V V
10 75 - V V
11 66 - V V
12 76 - V V
13 67 - V V
14 76 - V V
15 76 - V V
16 77 - V V
17 71 - V V
18 66 - V V
19 75 - V V
20 76 - V V
21 75 - V V
22 77 - V V
23 68 - V V
24 68 - V V
25 67 - V V
26 65 - V
27 66 - V V
28 76 - V V
Pos Tes 1
JUMLAH 2020
Rata-Rata (MEAN) 72,14
Nilai Terendah 65
Nilai Tertinggi 78
Nilai batas minimum tuntas Pos Tes (65)
Jumlah siswa tuntas 28
Jumlah siswa tidak tuntas 0
Jumlah siswa izin/sakit -
Jumlah Aktifitas Baik sekali Aktifitas Baik Aktifitas cukup
17 11 0
B. Pembahasan/Refleksi
1. Refleksi Penelitian Rindakan Kelas Siklus I
Setelah diberi pembelajaran materi tentang pemsangan batu bata menggunakan metode variatif, hasil rata-ratanya 67,75.
Jumlah siswa yang belum tuntas = 10 dari jumlah siswa 28, berarti semuanya belum tuntas atau belum memahami semua tentang pemasangan batu bata yang memang sulit bagi umum. Ketuntasan siswa = 18/28 = 0,6428 atau 64,28%. Artinya semua siswa belum sepenuhnya memahami ilmu ini. Berdasarkan data observasi, jumlah siswa yang aktifitasnya baik sekali hanya 2 siswa atau 7,14% berarti antusias siswa mengikuti pelajaran secara terus menerus masih belum maximum.
Dari hasi pembahasan di atas tujuan penelitian belum tercapai, maka perlu ditindak lanjuti untuk meningkatkan hasil belajar siswa, agar siswa lebih mudah memahami pemsangan batu bata, untuk diadakan tindakan siklus ke-2.
2. Refleksi Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2
Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas siklus 2, setelah proses pembelajaran menggunakan metode secara variatif pemasangan batu bata. Hasil rata-rata nilai pos tes 2 yaitu: 70,28. berarti dengan menggunakan metode secara variatif rata-ratanya meningkat (70,28 – 67,75) = 2,53 atau meningkat (2,53/67,75) x 100% = 3,73% dari nilai rata-rata sebelumnya. Berarti siswa mengalami peningkatan nilai dari nhil sebelumnya.
Jumlah siswa yang belum tutas 6, yang sudah tuntas 22 dan 28 siswa yang mengikuti. Ketuntasan siswa dalam prosen (22/28) x 100% = 78,57%. Artinya bahwa siswa setelah diberi tindakan siklus ke-2, hasil belajar siswa meningkat baik dari segi ketuntasannya.
Berdasarkan data hasil pengamatan tentang keaktifan siswa, siswa yang aktifitasnya baik sekali naik menjadi 7 siswa dari yang sebelumnya hanya 2 siswa. Artinya dengan menggunakan metode secara variatif mampu meningkatkan minat atau keaktifan siswa yang akhirnya meningkat hasil nilai prestasi peserta didik.
Hasil Refleksi
Pada tindakan siklus kedua ini hasilnya sudah menggembirakan karena ada peningkatan nilai rata-ratanya maupun peningkatan ketuntasannya. Tetapi yang tuntas belum semuanya, masih perlu ditingkatkan lagi, yaitu dengan tindakan siklus ke-3, dengan harapan tuntas semuanya.
3. Refleksi Penelitian Tindakan Siswa Siklus 3
Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas siklus 3, setelah proses pembelajran dengan metode variatif. Hasil nilai rata-rata pos tes 3 yaitu sebesar = 72,14. berarti pada siklus ke-3 ini nilainya meningkat dibandingkan dari nilai rata-ratya siklus ke-2.
Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas siklus 3, setelah proses pembelajaran dengan metode secara variatif.hasil nilai rata-rata pos tes yaitu sebesar = 72,14. berarti pada siklus ke 3 ini nilainya meningkat dibandingkan dari nilai rata-rata siklus ke-2.
Berdasarkan data ketuntasan siswa = 28, yang tidak tuntas hanya 20 siswa dari 28 siswa. Ketuntasan siswa dalam proses 100%.
Berdasarkan hasil observasi/pengamatan siswa yang aktifitasnya baik sekali sebesar 17 siswa. Ada peningkatan dibandingkan dengan hasil pada silus 2 sedang jumlah siswa yang cukup aktif sudah tidak ada lagi.
Hasil Refleksi
Hasil dari penelitian tindakan kelas siklus 3 sangat menggembirakan/memuaskan. Artinya tujuan penelitian telah tercapai yaitu adanya peningkatan yang signifikan nilai belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan metode secara variatif. Karena hasilnya telah tercapai maka tindakan kelas hanya sampai pada siklus ke-3.
Tabel Variabel X (Jumlah siklus) dan variabel Y (nilai mean dari taip-tiap siklus)
Variabel Y
Rata-rata Pos Tes 1 Variabel Y
Rata-rata Pos tes 2 Variabel Y
Rata-rata Pos tes
3
Variabel X
Siklus 1 67,75
Siklus 2 70,28
Siklus 3 72,14
Peningkatan Nila Rata-Rata Dari 3 Tahap
Gambar grafik antara variabel X (jumlah siklus) dengan variabel Y (besarnya
nilai rata-rata/mean dari tiap-tiap siklus)
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara penggunaan metode secara variatif tiap-tiap siklus dengan nilai rata-rata yang terus meningkat (linier naik). Dari data di atas di samping nilai prestasi peserta didik juga keaktifan siswa terbukti terus meningkat dengan proses belajar mengajar menggunakan metode secara variatif.
Maka Hipotesa hasil nilai prestasi belajar peserta didik dalam materi Pemasangan Pasangan Batu Bat di kelas 3 TKB jurusan Teknik Kunstruksi Bangunan pada SMK Negeri 5 Surakarta akan meningkat dengan menggunakan Metode Mengajar Secara Variatif, terbukti secara meyakinkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Salah satu cara/upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam sub kompetensi pemasangan batu bata yaitu dengan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode secara variatif, terbukti mampu meningkatkan nilai prestasi peserta didik.
2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode secara variatif akan menimbulkan keaktifan siswa ke level aktif untuk selalu terus menerus aktif mengikuti proses belajar mengajar.
3. Diperlukan kreatifitas/inovasi dari seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
B. Saran
1. Dalam setiap proses belajar mengajar hendaknya guru menggunakan metode secara variatif agar tujuan pendidikan tercapai.
2. Hendaknya guru dalam mengajar jangan secara tradisional, bisa mengakibatkan otoriter, sok kuasa, sok betul sendiri, ttetapi hendaknya yang menyenangkan, sebagai fasilitator, motivator dan kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
___________. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Pelatihan – Produktif – Bidang Keahlian Teknik Bangunan – Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan. Edisi 1999. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kasbolah, Kasiani, ES. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UM.
Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Subana, M. 2000. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
Kelas 3 TKB
SMK Negeri 5 Surakarta
No Nama Siswa Keaktifan Penuh (Baik Sekali) Keaktifan Baik Keaktifan Cukup Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Jumlah
Keterangan : Diisi dengan tanda V, sesuai dengan tingkat keaktifan siswa.
SOAL TEST
1. Dalam pasangan ikatan bata, apa yang kau ketahui tentang siar lintang, siar bujur, dan siar tegak?
2. Apa yang kau ketahui tentang pasangan bata siar indah? Sebukan ciri-cirinya!
3. Jelaskan secara singkat tentang perbedaan dan persamaan pasangan bata dengan ikatan silang dan ikatan tegak!
4. Uraikan secara singkat langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan pemasangan dinding bata!
5. Beberapa persyarata pemasangan tembok adalah sebagai berikut:
a. Tegak
b. Rata
c. Spesi tegak tidak segaris
d. Punya kesan yang indah
Dari keempat tersebut di atas apa maksudnya?
SOAL TEST
1. Dalam pasangan ikatan bata, apa yang kau ketahui tentang siar lintang, siar bujur, dan siar tegak?
2. Apa yang kau ketahui tentang pasangan bata siar indah? Sebukan ciri-cirinya!
3. Jelaskan secara singkat tentang perbedaan dan persamaan pasangan bata dengan ikatan silang dan ikatan tegak!
4. Uraikan secara singkat langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan pemasangan dinding bata!
5. Beberapa persyarata pemasangan tembok adalah sebagai berikut:
a. Tegak
b. Rata
c. Spesi tegak tidak segaris
d. Punya kesan yang indah
Dari keempat tersebut di atas apa maksudnya?

Senin, 14 Maret 2011
Pasang atau perbarui Google Chrome - Mengunduh dan memasang Google Chrome

Kamis, 10 Maret 2011
Mengedit itu Mengenyangkan: Ngeblog Lagi Yuk di Tahun 2011
Mengedit itu Mengenyangkan: Ngeblog Lagi Yuk di Tahun 2011: "Tahun baru terlewati dalam hitungan hari. Untuk urusan blog, apa sih yang menarik diperbincangkan di tahun 2011 ini? Orang bilang sih resolu..."

Mengedit itu Mengenyangkan: Menulis Mampu Melatih Instuisi
Mengedit itu Mengenyangkan: Menulis Mampu Melatih Instuisi: "Menulis bisa jadi kegiatan yang terlihat sepele. Paling tidak bagi sebagian orang. Terlebih blogger. Tapi, bukan tanpa hambatan. Narablog, a..."

Mengedit itu Mengenyangkan: Membuat Media Pendaftaran Event Menggunakan Blog
Mengedit itu Mengenyangkan: Membuat Media Pendaftaran Event Menggunakan Blog: "Ada kalanya saat ini kita ingin memanfaatkan blog untuk keperluan lain. Misalnya untuk mengkoordinir sebuah acara atau event yang kita punya..."

Selasa, 08 Maret 2011
Merawat Peralatan Multimedia

PC computer

Storyboard
Nah, ini dia penjelasan tentangstoryboard. Storyboard secara harfiah berarti dasar cerita, sedangkan menurut definisi saya storyboard adalah penjelasan bagaimana cara seseorang akan membuat suatu proyek. Jika diumpamakan sebagai pembuatan film, maka bisa dibilang bahwa storyboard adalah skenario film tersebut.Lalu, hal-hal apa saja yang harus dimuat di storyboard ? Hal-hal yang harus dimuat di storyboard antara lain : visualisasi, sketsa gambar, dan audio yang ada. Lalu sekarang gimana yach penjelasan yang harus ada di dalam story board ?
Di dalam UKK anak-anak MMC dan juga dalam membuat produk multimedia apapun, sebaiknya kita membuat storyboard-nya dulu walaupun itu hanya oret-oretan yang mungkin hanya kita saja yang mengerti. Tetapi, setelah perfect nantinya, kita juga harus menyalinnya dengan tulisan yang bisa dimengerti oleh orang lain. Hal itu dikarenakan jika storyboard kita dibaca orang lain, seolah-olah orang tersebut bisa membuat produk yang kita buat berdasarkan storyboard tersebut. Gimana ya contohnya ??
Di dalam UKK anak-anak MMC dan juga dalam membuat produk multimedia apapun, sebaiknya kita membuat storyboard-nya dulu walaupun itu hanya oret-oretan yang mungkin hanya kita saja yang mengerti. Tetapi, setelah perfect nantinya, kita juga harus menyalinnya dengan tulisan yang bisa dimengerti oleh orang lain. Hal itu dikarenakan jika storyboard kita dibaca orang lain, seolah-olah orang tersebut bisa membuat produk yang kita buat berdasarkan storyboard tersebut. Gimana ya contohnya ??
Nih.. saya beri link untuk download contoh storyboard dari produk Sariwangi
6072007
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.
11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!
Label:
arief pm

Minggu, 06 Maret 2011
spectrum
Label:
arief pm

animasi belajar sholat
Label:
arief pm

Langganan:
Postingan (Atom)