Rabu, 27 November 2019

Kata Kerja untuk Ranah Kognitif (C1 - C6)

Kata Kerja untuk Ranah Kognitif (C1 - C6)

CONTOH KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan (Cl)
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Penilaian (C6)
Mengutip
Memperkirakan
Menugaskan
Menganalisis
Mengabstraksi
Membandingkan
Menyebutkan
Menjelaskan
Mengurutkan
Mengaudit
Mengatur
Menyimpulkan
Menelusuri
Mengkategorikan
Menentukan
Memecahkan
Menganimasi
Menilai
Menggambar
Mencirikan
Menerapkan
Menegaskan
Mengumpulkan
Mengarahkan
Membilang
Merinci
Menyesuaikan
Mendeteksi
Mengkategorikan
Mengkritik
Mengidentiflkasi
Mengasosiasikan
Mengkalkulasi
Mendiagnosis
Mengkode
Menimbang
Mendaftar
Membandingkan
Memodifikasi
Menyeleksi
Mengkombinasikan
Memutuskan
Menunjukkan
Menghitung
Mengklasifikasi
Memerinci
Menyusun
Memisahkan
Memberi label
Mengkontrasikan
Menghitung
Menominasikan
Mengarang
Memprediksi
Memberi indek
Mengubah
Membangun
Mendiagramkan
Membangun
Memperjelas
Memasangkan
Mempertahankan
Mengurutkan
Mengkorelasikan
Menanggulangi
Menugaskan
Menamai
Menguraikan
Membiasakan
Merasionalkan
Menghubungkan
Menafsirkan
Menandai
Menjalin
Mencegah
Menguji
Menciptakan
Mempertahankan
Membaca
Membedakan
Menentukan
Mencerahkan
Mengkreasikan
Memerinci
Menyadap
Mendiskusikan
Menggambarkan
Menjelajah
Mengoreksi
Mengukur
Menghafal
Menggali
Menggunakan
Membagankan
Merancang
Merangkum
Menulis
Mencontohkan
Menilai
Menyimpulkan
Merencanakan
Membuktikan
Mencatat
Menerangkan
Melatih
Menemukan
Mendikte
Memvalidasi
Mengulang
Mengemukakan
Menggali
Menelaah
Meningkatkan
Mengetes
Mereproduksi
Mempolakan
Mengemukakan
Memaksimalkan
Memperjelas
Mendukung
Meninjau
Memperluas
Mengadaptasi
Memerintahkan
Memfasilitasi
Memilih
Memilih
Menyimpulkan
Menyelidiki
Mengedit
Membentuk
Memproyeksikan
Menyatakan
Meramalkan
Mengoperasikan
Mengaitkan
Merumuskan

Mempelajari
Merangkum
Mempersoalkan
Memilih
Menggeneralisasi

Mentabulasi
Menjabarkan
Mengkonsepkan
Mengukur
Menggabungkan

Memberi kode

Melaksanakan
Melatih
Memadukan



Meramalkan
Mentransfer
Membatasi



Memproduksi

Mereparasi



Memproses

Menampilkan


Mengaitkan

Menyiapkan



Mensuimulasikan

Memproduksi



Memecahkan

Merangkum



Mel.akukan

Merekonstruksi



Mentabulasi





Menyusun





Memproses





Meramalkan







Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

  • Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) 
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

  • Pemahaman (comprehension) 
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

  • Penerapan (application) 
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

  • Analisis (analysis) 
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

  • Sintesis (syntesis) 
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

  • Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) 
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

TINGKATAN BERFIKIR KOGNITIF BERDASARKAN TAXONOMI BLOOM

TINGKATAN BERFIKIR KOGNITIF BERDASARKAN TAXONOMI BLOOM

Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA). Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa dengan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian
atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian).

Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
Tingkatan berfikiri kognitif menurut taxonomi bloom
Tingkatan berfikiri kognitif menurut taxonomi bloom
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat
berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.


 NO
 KATAGORI
 PENJELASAN
 KATA KERJA KUNCI
 1
 Pengetahuan
Kemampuan menyebutkan atau
menjelaskan kembali
Contoh: menyatakan kebijakan.
Mendefinisikan, menyusun daftar, menamai, menyatakan, mengidentifikasikan, mengetahui, menyebutkan, membuat rerangka, menggaris bawahi, menggambarkan,
menjodohkan, memilih
 2
 Pemahaman
Kemampuan memahami
instruksi/masalah, menginterpretasikan dan
menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri
Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi pelajaran
Menerangkan, menjelaskan , menguraikan, membedakan, menginterpretasikan, merumuskan, memperkirakan, meramalkan, menggeneralisir, menterjemahkan, mengubah,
memberi contoh, memperluas, menyatakan kembali, menganalogikan, merangkum
 3
 Penerapan
Kemampuan menggunakan
konsep dalam praktek atau situasi yang baru
Contoh: Menggunakan
pedoman/ aturan dalam
menghitung gaji pegawai.
Menerapkan, mengubah, menghitung, melengkapi, menemukan. membuktikan,
menggunakan, mendemon-strasikan, memani- pulasi, memodifikasi, menyesuaikan, menunjukkan, mengoperasikan, menyiapkan, menyediakan, menghasilkan.
 4
 Analisa
Kemampuan memisahkan
konsep kedalam beberapa
komponen untuk memperolehpemahaman yang lebih luas atas dampak komponen – komponen terhadap konsep tersebut secara utuh. 
Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
komponen-komponennya.
Menganalisa, mendiskriminasi kan, membuat skema /diagram, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, membagi, menghubungkan,
menunjukan hubungan antara variabel, memilih, memecah menjadi beberapa bagian,
menyisihkan, mempertentangkan.
 5
 Sintesa
Kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponenkomponen
dalam rangka menciptakan arti /pemahaman / struktur baru.
Contoh: Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari
beberapa sumber
Mengkategorikan  mengkombinasi kan, mengatur memodifikasi, mendisain, mengintegrasikan,  mengorganisir, mengkompilasi, mengarang, menciptakan, menyusun kembali, menulis kembali, merancang, merangkai, merevisi, menghubungkan, merekonstruksi, menyimpulkan, mempolakan
 6
 Evaluasi
Kemampuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan atau kriteria.
Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.
Mengkaji ulang, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mengkontraskan, mempertentangkan menjustifikasi, mempertahankan, mengevaluasi, membuktikan, memperhitungkan, menghasilkan, menyesuaikan, mengkoreksi, melengkapi, menemukan.

Selasa, 26 November 2019

UPACARA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL Tahun 2019 - SMK N 2 MALINAU

Jumat, 22 November 2019

DESAIN MASJID MINIMALIS - ARIEF PM

Rabu, 20 November 2019

DESAIN RUMAH TINGGAL MINIMALIS dengan KOLAM RENANG - ARIEF PM

SUNGAI MENTARANG - SKELIBON - PAKING - Kabupaten Malinau - Kalimantan Utara

Selasa, 19 November 2019

VIDEO GAMBAR 3D - JALAN RAYA - ARIEF PM

Senin, 18 November 2019

BAHASA DAERAH - DAYAK KENYA OMA' LUNG - MALINAU - KALIMANTAN UTARA

Jumat, 15 November 2019

SIMULASI UNBK - GURU - SMK N 2 MALINAU

Desain Kawasan Pedesaan (Part 1) - ARIEF PM

Kamis, 14 November 2019

Sehari Belajar di Luar Kelas - Hari Anak Internasional - Kelas XII Perba...

Minggu, 10 November 2019

Hafalan Surah Al Alaq - Surat Pendek Al Quran #MIN2Model Palembang

Jumat, 08 November 2019

Kualifikasi karate Podpa Jateng 2019 tingkat SMA - KOMITE - THE WINNER

Kamis, 07 November 2019

Hafalan Surah Adh Dhuha - Surat Pendek Al Quran#MIN2Palembang

Rabu, 06 November 2019

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR - Mapel Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Prop...

Senin, 04 November 2019

Coot.file - Virus Ransomware - Cara Mengembalikan data

Minggu, 03 November 2019

Tutorial cara membuat kursor/pointer warna-warni

Senin, 02 September 2019

Video pembelajaran pembuatan balok latei


ARIEF PM: Portofolio

ARIEF PM: Portofolio: Portofolio

Portofolio

Selasa, 24 Juli 2018

ZUHRI INDONESIA: KUMPULAN NASKAH BEST PRACTICE PROSIDING GUPRES, IN...

ZUHRI INDONESIA: KUMPULAN NASKAH BEST PRACTICE PROSIDING GUPRES, IN...: KUMPULAN NASKAH BEST PRACTICE PROSIDING GUPRES, INOBEL, LKG, OGN CONTOH BEST PRACTICE   BEST PRACTICE PENGEMBANG...

Senin, 27 November 2017

Linkin park-one more light

https://youtu.be/gTmWv35Q0kk

2 titik hilang

https://youtu.be/yNq78n02fMQ

1 titik hilang

https://youtu.be/XRrKohWdpeQ

Cara menggunakan penggaris segitiga mor

https://youtu.be/9mqeI0sBLL8

Sabtu, 09 Maret 2013

Download Gratis Film Habibie & Ainun 2012 Full Movie | Kenyangdownload.com

Download Gratis Film Habibie & Ainun 2012 Full Movie | Kenyangdownload.com

Sabtu, 26 Januari 2013

All about bisnis properti: Denah Rumah Minimalis Type 36

All about bisnis properti: Denah Rumah Minimalis Type 36: Seseorang klien ingin merenovasi rumah yang telah ditinggalinya selama 2 tahun. Sebuah rumah type 36 disebuah perumahan di kab. Bogor. Kare...

Desain Renovasi Dan Pengembangan Rumah Type 45 | PT. Architectaria Media Cipta - Arsitek, Desain Interior, dan Kontraktor

Desain Renovasi Dan Pengembangan Rumah Type 45 | PT. Architectaria Media Cipta - Arsitek, Desain Interior, dan Kontraktor

Gambar Rumah Minimalis: Denah Gambar Rumah Minimalis Sederhana

Gambar Rumah Minimalis: Denah Gambar Rumah Minimalis Sederhana: Denah Gambar Rumah Minimalis untuk Hunian Sederhana masih saja menjadi pencarian hangat bagi banyak orang ketika merencanakan ingin membang...

Rabu, 23 Januari 2013

CARA MENGHITUNG LUAS BANGUNAN RUMAH STANDART VERSI DEVELOPER



1.      rumah tidak bertingkat, ( p = panjang, l = lebar, i = koefisien; L = p x l x i )
ukuran yang dipakai adalah ukuran as ke as
- carport : p x l x 0
- teras depan : p x l x 0,5
- ruang tamu,ruang keluarga,ruang makan : p x l x 1
- kamar tidur anak,utama : p x l x 1
- km/wc n ruang service : p x l x 1
- teras belakang : p x l x 0,5

2. rumah bertingkat ????

ANALISA HARGA SATUAN YANG BIASA ANE BERIKAN KE KONTRAKTOR :
( ini sudah termasuk fee kontraktor dan ppn 10% tidak ada )
BUKAN UNTUK RUMAH RSH....

1. pekerjaan pondasi batu kali campuran 1 pc(semen) : 5 ps(pasir)/m3
- batu kali : 1,2 m3 x rp................ = rp.............. ( cari tahu harga batu kali yang terbaru )
- semen @ 50 kg : 1,6 zak ( yang beratnya 50 kg/zak ) x rp.......
- pasir : 0,53 m3 x rp.............
- upah : 1 m3 x rp. 30.000 he...he..he..

2. pekerjaan pasangan batu bata merah campuran 1 pc : 5 ps/m2 ( diasumsikan tebal spesi rata2 2 cm )
- batu bata merah (kampung) : 81 bh x rp......
- semen @ 50 kg : 0,21 zak x rp ......
- pasir : 0,049 m3 x rp.....
- upah : 1 m2 x rp. 8000

3. pek. pasangan batako (standar) camp. 1 pc : 5 ps/m2
- batako : 15 bh x rp......
- semen @ 50 kg : 0,14 zak x rp ......
- pasir : 0,041 m3 x rp.....
- upah : 1 m2 x rp. 7000

4. pek. plester + aci tebal 2 cm campuran 1 pc : 5 ps/m2
- semen @ 50 kg : 0,17 zak x rp......
- pasir : 0,029 m3 x rp.........
- upah : 1 m2 x rp 12.500 - rp 15.000

5. pek plester + aci tebal 1,5 cm campuran 1 pc : 5 ps ??

UNTUK DIMENSI BETON,DIAMETER BESI,DAN CAMPURAN BETON ANDA PERLU PERHATIKAN

6. pek. beton sloof 15/20 campuran 1 pc : 2 ps : 3 sp ( split 1/2 ) pakai tulangan utama 4 bh besi dia. 10 mm dan ring/sengkang/beugel besi dia. 6 mm - 20 cm (jarak ring 1 ke ring berikutnya) ???

7. pek. beton sloof 15/20 tapi tulangan utama 4 bh dia. 12 mm dan ring besi beton polos dia. 8 mm - 20 cm ????

8. ring balok 13/15 pake 4 bh besi dia. 8 mm dan ring besi 6 mm - 20 cm atau 4 bh besi dia. 10 mm dan ring besi 6 mm - 20 cm

9. kolom praktis 13/13 pake besi dia. 8 mm dan ring besi 6 mm - 20 cm atau pake 4 bh besi dia. 10 mm dan ring besi 6 mm - 20 cm

menghitung keramik
           Menghitung kebutuhan keramik cukup mudah, tetapi jika cara menghitugnya tidak benar tentunya dapat berakibat pada biaya pekerjaan lantai yang membengkak, waktu penyelesaian pekerjaan lantai mundur, atau bahkan yang lebih parah warna keramik lantai tidak seragam.
Mengapa kesalahan menghitung kebutuhan keramik dapat menyebabkan biaya pekerjaan membengkak ?
jika dalam menghitung pekerjaan keramik melebihi kebutuhan hal ini tentunya dapat menyebabkan biaya pembelian keramik lebih besar. dan jika dalam menghitung keramik kurang dari kebutuhan juga dapat memperbesar biaya pekerjaan karena adanya biaya transportasi untuk pembelian sisa kekurangan keramik.

Mengapa kesalahan menghitung keramik dapat memperlambat waktu penyelesaian pekerjaan ?
Sisa keramik akan menyebabkan tambahan waktu untuk memindahkan keramik tersebut, dan jika dalam menghitung keramik ternyata kurang, maka dibutuhkan tambahan waktu untuk membeli keramik baru yang belum tentu masih ada dipasaran.
Mengapa kesalahan menghitung keramik dapat membuat warna lantai tidak seragam ?
Untuk keramik jenis tertentu, jika Proses pembakaran keramik dalam waktu yang berbeda akan menyebabkan perbedaan warna keramik, nah jika dalam menghitung kurang, maka sebuah teka teki baru harus dipecahkan, yaitu mencari keramik dengan warna dan pola sejenis, atau memilih sebuah pilihan membongkar pasangan keramik satu ruangan yang telah dipasang untuk kemudian mengganti dengan yang baru dengan warna yang sama, parah bukan. :-)
.
Cara menghitung keramik cukup sederhana yaitu dengan menghitung luas ruangan.
  • misalkan sebuah kamar ukuran panjang 4 m dan lebar 4m
  • maka kebutuhan keramiknya = 4 m x 4m = 16 m persegi
  • karena dipasaran 1 dus keramik = 1 m persegi maka kebutuhan keramiknya adalah 16 dus keramik.
nah.. setelah menghitung keramik seperti itu langsung saja pergi ke toko untuk belanja keramik, pasti kurang atau lebih dah… :-)

hal – hal yang  perlu diperhatikan , jika ingin menghitung keramik secara tepat.
  • memperkirakan jumlah keramik pecah dalam proses pelaksanaan kemudian menambahkanya dengan volume bersih.
  • menghitung jumlah keramik potongan pada pojok ruangan, apakah sisa potongan masih dapat digunakan lagi atau tidak.
  • dan yang ketiga agak aneh yaitu memperkirakan jumlah keramik yang akan diminta orang lain, atau jumlah keramik hilang. :-)
























MENGHITUNG KEBUTUHAN GENTENG
             menghitung kebutuhan genteng untuk membangun sebuah rumah biasanya dihitung per meter persegi, dalam menghitung kita hanya mencari luas atap genteng tersebut, baik menggunakan cara menual dengan menghitung dengan jari tangan , pencet – pencet kalkulator maupun dengan bantuan software autocad. :-)
dalam menghitung kebutuhan genteng secara manual, saat melihat gambar atau membayangkan bentuk atap , biasanya terdapat
kesulitan yang ditemui pada saat menghitung luas atap, justru terletak pada penentuan lebar atap.
kenapa kesulitan terletak pada penentuan lebar atap? sebelumnya kita lihat sebuah gambar atap yang akan kita hitung salah satu luas sisinya:
dari gambar atap tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa perhitungan luas atap nantinya menggunakan beberapa rumus matematika yaitu:
  • segitiga = ( alas x tinggi ) / 2
  • Jajaran genjang = panjang x lebar
  • trapesium= ( jumlah sisi sejajar /2 ) x tinggi
  • persegi = panjang x lebar ( pada gambar diatas tidak ada )
nah… dari rumus matematika tersebut kita memerlukan beberapa ukuran panjang atau lebar yang belum tentu tertera pada gambar, contohnya pada garis A pada gambar diatas.
Lalu bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui lebar atap yang tidak tertulis dalam nota gambar. ada beberapa cara
1. sosial enginering yaitu dengan menanyakan ukuranya kepada yang bikin gambar, nah bagaimana kalau yang bikin gambar tidak mungkin untuk kita temui, kita coba cara lainya:
. 2. dengan menggambar sketsa ulang atap tersebut dengan skala yang benar, sehingga diketahui berapa ukuran lebar atap, hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan teknik menggambar, bagaimana jika tidak bisa. tenang saja banyak jalan menuju rumah pacar, eh.. :-)cara menghitungnya…
3. kita gunakan rumus sinus , cosinus, tangen
misalnya kita akan menghitung bidang (B) pada gambar atap diatas yang berbentung jajaran genjang dengan panjang yang sudah diketahui yaitu 2 m , dan lebarnya yang perlu kita cari
panjang A berapa ?
Kita lihat dahulu bentuk segitiga yang mempengaruhi garis A tersebut
panjang garis atap ? adalah
cos 45 derajat = 3 m / garis atap yang dicari
garis atap yang dicari = 3 m / cos 45 derajat
garis atap yang dicari = 3 m / 0,70711
garis atap yang dicari = 4,243 m
berikutnya kita bayangkan segitiga lagi untuk menghitung garis A Karena kita gak mengetahui sudutnya maka kita gunakan rumus:
A  = akar ( 4,243 kuadrat ditambah 2, 101 kuadrat )
A = akar ( 18,003 + 4,414 )
A = akar 22,417
A = 4,735 m
Nah.. panjang garis atap A sudah didapat sepanjang = 4,735 m
maka luas atap pada bentuk jajaran genjang tersebut adalah
2 m x4,735 m = 9,47 m persegi
untuk mengetahui jumlah genteng yang diperlukan kita tinggal membegi 9,47 dengan jumlah kebutuhan genteng per 1 m persegi sesuai ukuran genteng yang akan dipakai.
untuk sisi atap lainya tinggal kita hitung pakai rumus trapesium atau segitiga, atau jika ingin menghitung pakai software autocad bisa dilihat pada artikel cara menghitung volume pekerjaan dengan autocad
dan bagi yang punya tips dan trik menghitung volume atap genteng lainya bisa dimasukan melalui kolom dibawah :-)
Koefisien analisa harga satuan adalah angka – angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu satuan tertentu.
koefisien analisa harga satuan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan, kondisi tersebut membuat koefisien analisa harga satuan menjadi kunci menghitung dengan tepat perkiraan anggaran biaya bangunan.



Contoh koefisien analisa harga satuan bangunan
misalnya untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding koefisien analisa harga satuanya adalah sebagai berikut: Analisa  untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1 pc : 4 ps adalah
koefisien analisa bahan
  • 0.2170 zak semen
  • 0.02830 m3 pasir pasang
koefisien analisa tenaga
  • 0.0125 hari mandor
  • 0.0200 hari kepala tukang
  • 0.2000 hari tukang batu
  • 0.2500 hari pekerja
angka – angka diatas merupakan koefisien analisa harga satuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran membutuhkan 0.2170 zak semen, sehingga jika kita akan mengerjakan 100 m2 pekerjaan plesteran maka kita harus membeli atau menyediakan semen sebanyak 0.2170 x 100 = 21,70 zak.
begitu juga dengan kebutuhan tenaga sesuai koefisien analisa harga satuan diatas untuk menyelesaikan 1m2 pekerjaan plesteran diperlukan 0.20 hari tukang batu, maka untuk menyelesakan 100 m2 plesteran dibutuhkan 0.20 x 100 = 20 hari kerja untuk satu tukang, nah jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan plesteran tersebut dalam waktu 5 hari maka diperlukan tukang batu sebanyak 20 hari : 5 = 4 tukang batu.
Cara mencari koefisien analisa harga satuan rencana anggaran biaya bangunan ?
.
untuk mencari koefisien analisa harga satuan di indonesia bisa dlakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah:
  • Melihat buku Analisa BOW
Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda dahulu, untuk sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada koefisien tenaga.
  • Melihat Standar Nasional Indonesia ( SNI )
standar nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh badan standarisasi nasional, dikeluarkan secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya. untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun terbitnya misal : SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007.
  • Melihat standar perusahaan
pada perusahaan tertentu menerbitkan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja karyawan, koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.
  • pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.
Cara ini cukup merepotkan dan membutuhkan cukup banyak waktu, tapi hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalama kita dilapangan, caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
  • melihat standar Harga satuan
Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah indonesia maupun standar perusahaan masing – masing, jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
begitulah kurang lebih ara mencari koefisien analisa harga satuan, jika ada trik dan tips lain dalam mencari koefisien analisa harga satuan bisa dimasukan melalui form dibawah. :-)












Cara Hitung Luas Bangunan?
            Seringkali bila kita ingin membeli rumah, kita seringkali bingung bagaimana untuk menghitung luas bangunan dari rumah yang dijual.
Memahami cara menghitung luas lantai bangunan seperti di atas, pasti akan banyak bermanfaat bagi kita. Dalam seluk beluk masalah bangunan( termasuk juga perumahan),kita sering bingung ditanya tentang luas bangunan tersebut. Nah bagi yang belum mengerti termasuk juga yang tidak mau ambil pusing, lebih suka menyerah perhitungan ini ke orang lain yang dianggap ahli.                                                  Masalahnya bukan hanya sampai disitu kemudia selesai. Yakinkan anda,luas bangunan atau rumah yang mereak hitung itu benar????? Kalau kurang ataupun lebih, tentu semua ada konsekuensinya.Apalagi hal ini akan berkaitan dengan kepentingan kita, seperti pada saat membayar pajak bumi dan bangunan ( PBB )
BATAS FISIK
          Sebidang tanah selain memeliki batas- batas daerah yang boleh dan tidak boleh dibangun( Garis Sempadan Bangunan/ GSB ) juga mempunyai ketentuan lain dari keberadaan lokasi tanah tsb. Misalnya apakah letaknya di tengah kota,pinggir kota, pedusunan, disekitar jalan raya,dll. Semua telah ditentukan harus memiliki perbandingan luas bangunan dan halamannya yang berbeda- beda. Kalau kita mengenal ketentuan KDB ( Koefisien Dasar Bangunan) misalnya 60 % ,maka sebetulnya kita mempunyai bagunan yang dijinkan untuk dibangun adalah ± 60 % dari luas bangunan kita. Karena yang 40 % harus berupa halama yang terbuka.Itu bagunannya tidak bertingkat. Jadi tidak benar kalau kita seenaknya bisa mengisi seluruhn bagunan tanah yang kita kurangi dengan batas GSB. Kita masih harus memenuhi ketentuan lain yakni KDB yang diijinkan untuk daerah lain. Nah,untuk mengetahui apakah luas rumah kta memenuhi KDB atau tidak,kita perlu tahu bagaimana menghitung luas banguan kita.
KETENTUAN BANGUNAN
Rumah atau bangunan yang kita miliki pasti memiliki batas – batas fisik yang mudah di kenali sebagai batas luas.Tapi perlu dipahami bahwa semua bagian ruang yang mempunyai perkerasanlantai itu didak sama perhitungan luasnya. Misalnya luas sebuah ruang tidur ukuran 3 X 4 m2 tidak dihitung sama dengan sebuah teras yang berukuran 3 X 4 m2.walaupun secara matematik keduanya mempunyai luas arel yang sama,yaitu 12 m2.
Demikian juga apabila kita memiliki ruang- ruang lain yang sejeni teras tadi,seperti balkon, selasar, atau mungkin mesanin.
Kita ambil contoh dibeberapa kota besar,seperti Jakarta,Surabaya dan kota lainnya.Kota ini mempunyai ketentuan tentang cara menghitung luas bangunan. Beberapa hal yang juga mungkin setiap pemilik bangunan harus tahu diantaranya, adalah sebagai berikut:
1. Dalam menghitung jumlah luas lantai suatu ruangan,perhitungannya dilakukan sampai batas dinding terluar.Tentunya bila ada ruang atau lebih yang berhimpitan dan dibatasi dindingm,maka perhitungannya adalah dari as ( tengah- tengah) dinding sampai dinding berikutnya.
2. Ruangan tertutup atap yang dindingnya lebih tinggi dari 1,20 m2 dari lantai atas,dihitung penuh ( 100 % ). Misal ruang ukuran tersebut 3 X 4 m2,maka luas adalah 12 m2. Apabila dinding pembatas ruang tadi tingginya kurang dari 1,20 m2,maka luas ruang itu hanya diperhitungkan separuhnya. Semua itu diperkenankan dari KDB yang ditentuakn oleh daerah tsb.
3. Overstek seperti balkon dengan dinding pagar tidak tinggi lebih dari 1,20 m2,tidak diperhitungkan luasnya.
4. Teras beratap dengan sebagian dindingnya memiliki ketinggian lebih dari 1,20 m2 ,diperhitungkan 60 % Ruang bawah tanah, luas tanahnya dihitung 100 %
Minimal mereka yang baru akan membuat rumah atau menambah ruang- ruang perluasan. Anda tidak ragu lagi menjawab penawaran pemborong bangunan yang menawarkan dengan harga sekian untuk tiap meter persegi.
Demikian pula dengan hal- hal lain yang harganya dikaitkan dengan laus bangunan.Karena luas rumah anda yang sebenarnya,adalah luas yang diperhitungkan dengan ketentuan tadi, bukan total apa yang terlihat mata.